.
Definisi Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
Mola hidatidosa ( hamil anggur ) adalah jonjot-jonjot korion (chorionic villi) yang tumbuh berganda berupa gelembung-gelembung kecil yang mengandung banyak cairan sehingga menyerupai buah anggur, karena itu disebut juga hamil anggur atau mata ikan (Rustam, 1998:238)
Mola hidatidosa adalah kehamilan abnormal dengan ciri-ciri stroma villus cotialis langka vaskulatisasi dan odematus, janin biasanya meninggal, akan tetapi villus-villus yang membesar dan odematus itu tumbuh terus, gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus anggur. Jaringan trofoblas pada villus kadang-kadang berproliferasi ringan kadang-kadang keras dan mengeluarkan hormon yaitu Human Choriotic Gonadotropin (HCG) dalam jumlah yang lebih besar daripada kehamilan biasa
(Hanifa, 1994: 262)
(Hanifa, 1994: 262)
Mola hidatidosa (atau hamil anggur) adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang terbentuk akibat kegagalan pembentukan janin. Istilah hamil anggur digunakan karena bentuk bakal janin tersebut mirip dengan gerombolan buah anggur.
Mola hidatidosa juga dapat didefinisikan sebagai penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan calon plasenta (trofoblas plasenta) dan diserai dengan degenerasi kistik villi serta perubahan hidropik.
Trofoblas adalah sel pada bagian tepi ovum (sel telur) yang telah dibuahi dan nantinya akan melekat di dinding rahim hingga berkembang menjadi plasenta serta membran yang memberi makan hasil pembuahan.
Angka Kejadian Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
Angka kejadian mola Hidatidosa ( hamil anggur) bervariasi. Pada wanita Asia memiliki kecenderungan lebih tinggi, yakni 1 dari 80-120 kehamilan, sedangkan wanita Eropa 1 dari 1500-2000 kehamilan. Resiko yang lebih tinggi ditemukan pada wanita yang berusia di bawah 20 tahun atau diatas 40 tahun.
Penyebab Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
- Mola hidatidosa berasal dari plasenta dan/atau jaringan janin sehingga hanya mungkin terjadi pada awal kehamilan (3-4 minggu). Massa biasanya terdiri dari bahan-bahan plasenta yang tumbuh tak terkendali. Sering tidak ditemukan janin sama sekali / tidak ada buah kehamilan (agenesis).
- Penyebab yang paling mungkin adalah kelainan pada sel telur, rahim dan/atau kekurangan gizi (status sosial-ekonomi yang rendah).
- Aliran darah yang terus berlangsung tanpa bakal janin, sehingga terjadi peningkatan produksi cairan sel trofoblas.
- Kelainan substansi kromosom (kromatin) seks.
Gejala Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
- Gejala awal mirip dengan gejala kehamilan normal, yaitu terlambat haid, mual, tes kehamilan positif.
- Perdarahan pervaginam pada kehamilan trimester I, dan keluar gelembung cairan mirip buah anggur bersamaan dengan perdarahan.
- Mual dan muntah berat.
- Pembesaran perut melebihi usia kehamilan.
- Tidak ada gerakan janin,
- Gejala-gejala hipertiroidisme ditemukan pada 10% kasus (denyut jantung yang cepat, gelisah, cemas, tidak tahan panas, penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya, tinja encer, tangan gemetar, kulit lebih hangat dan basah).
- Gejala-gejala pre-eklamsi yang terjadi pada trimester I atau awal trimester II (tekanan darah tinggi, pembengkakan kaki-pergelangan kaki-tungkai, proteinuria).
Diagnosis Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan panggul akan ditemukan tanda-tanda yang menyerupai kehamilan normal tetapi ukuran rahim abnormal dan terjadi perdarahan.
Tinggi fundus rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan dan tidak terdengar denyut jantung bayi.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
- Serum HCG (human chorionic gonadotrophin) urin untuk memastikan kehamilan, lalu HCG serial (diulang pada interval waktu tertentu)
- USG (ultrasonografi), ditemukan gambaran mirip badai salju, tidak adanya gambaran yang menunjukkan denyut jantung janin.
- CT scan/MRI perut.
- Pemeriksaan radiologis atau rontgen, tidak terlihat gambaran tulang janin, Yang nampak justru gambaran mirip sarang lebah (honeycomb) atau gambaran mirip badai salju (snow storm)
- Patologi anatomi, yakni pemeriksaan mikroskopis gelembung cairan mirip anggur.
Pengobatan Mola Hidatidosa (Hamil Anggur)
Mola harus dibuang seluruhnya, biasanya jika tidak terjadi aborsi spontan dan diagnosisnya sudah pasti, dilakukan aborsi terapeutik melalui prosedur dilatasi & kuretase. Kuret ulangan dilakukan sekitar seminggu setelah kuret pertama, untuk memastikan bahwa rahim benar-benar sudah bersih. Sedangkan bagi wanita usia lanjut atau yang sudah tidak menginginkan tambahan anak, dilakukan pengangkatan rahim (histerektomi)
Setelah prosedur tersebut, dilakukan pengukuran kadar HCG untuk mengetahui apakah seluruh mola telah terbuang.
Jika seluruh mola telah terbuang, maka dalam waktu 8 minggu kadar HCG akan kembali normal.
Wanita yang pernah menjalani pengobatan untuk mola sebaiknya tidak hamil dulu dalam waktu 1 tahun.
Setelah prosedur tersebut, dilakukan pengukuran kadar HCG untuk mengetahui apakah seluruh mola telah terbuang.
Jika seluruh mola telah terbuang, maka dalam waktu 8 minggu kadar HCG akan kembali normal.
Wanita yang pernah menjalani pengobatan untuk mola sebaiknya tidak hamil dulu dalam waktu 1 tahun.
Sebanyak 2-3% kasus mola bisa berkembang menjadi keganasan (koriokarsinoma).
Pada koriokarsinoma diberikan kemoterapi yaitu metotreksat, daktinomisin atau kombinasi kedua obat tersebut.
Pada koriokarsinoma diberikan kemoterapi yaitu metotreksat, daktinomisin atau kombinasi kedua obat tersebut.
Apa Boleh Hamil Lagi ?
Pada dasarnya penderita mola dianjurkan tidak hamil sampai pengawasan lengkap selesai dilakukan. (Sydney Gynaecological Oncology Group)
Bagi wanita yang belum punya anak, dianjurkan memakai alat kontrasepsi untuk menundakehamilan selama 1 tahun, dan bagi yang sudah punya anak dianjurkan tidak hamil selama 2 tahun.
Bagi wanita yang belum punya anak, dianjurkan memakai alat kontrasepsi untuk menundakehamilan selama 1 tahun, dan bagi yang sudah punya anak dianjurkan tidak hamil selama 2 tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar