Jumat, 22 Juli 2011

Sejarah Ilmu Beladiri Kuno Dari Berbagai Belahan Dunia

1. Gulat Highland

Orang Skotlandia telah dikenal sebagai pejuang yang ganas, tapi hanya sedikit yangmembandingkannya dengan Jackie Chan dan William Wallace walaupun kebanyakan orangSkotlandia menjalani banyak latihan seni bela diri. Gulat Highland adalah jenis pertarungan pertama yang diajarkan pada anak muda Skotlandia, biasanya teknik-teknik keluarga diturunkandari ayah ke anaknya. Tercatat bahwa seringkali ksatria Inggris tertangkap basah oleh keahlianorang Skotlandia yang tanpa senjata yang bisa menyeret baju lapis baja dan kuda mereka dengan mudah. Gulat Highland sekarang ini terutama digunakan oleh kelompok reenactment (kelompok yang membuat simulasi dari kejadian sejarah) dan tertinggal dalam sejarah karena banyak tekniknya yang hilang seiring berjalannya waktu

2. Pankration

Olimpiade Yunani kuno memang brutal pada umumnya, tetapi yang paling brutal dari acara-acara tersebut ada Pankration, yang kurang lebih artinya “Tanpa aturan”. Dalam pertandingan ganas yang merupakan kombinasi dari tinju dan gulat ini diperbolehkan melakukan apapun, mulai dari pukulan ke pangkal paha, mencolok mata, bahkan mematahkan jari. Maksud daripertandingan ini adalah supaya meyakinkan kalau setiap pria di kota siap untuk menjadi militer, dan teknik dari Pankration akan berguna ketika melawan gerombolan barbar. Sekarang, masyarakat Yunani masih melatih Pankration sebagai olahraga dan teknik yang dikembangkan ribuan tahun tersebut membuatnya menjadi seni bela diri campuran.

3. Anggar Eropa

Pedang di Eropa Barat selama abad ke-14 dan 15 merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki setiap pemuda, karena laki-laki dari kalangan bangsawan selalu membawa pedangnya dan seringkali diajak duel oleh orang lain. Anggar Eropa muncul sebagai seni bela diri yangcanggih sekaligus kompleks, menghasilkan ribuan buku panduan dan manual yang dicetak di seluruh Eropa. Pemain anggar terkenal karena ketepatan menusuk, gerakan kaki yang halus dan tubuh yang penuh kontrol yang setara dengan samurai. Setiap negara dan daerah di Eropa memiliki gaya yang khas, termasuk jumlah pedang yang digunakan.

4. Bela Diri Pisau Suku Apache

Suku Apache menguasai penggunaan berbagai senjata untuk serangan terhadap pemukim atau musuh penduduk asli Amerika lain, dan dari banyaknya senjata-senjata yang menakutkan tersebut, mereka menjadi paling mematikan dengan hanya pisau mereka. Setiap suku Apache punya sedikitnya satu pisau yang mereka bawa sepanjang waktu yang mereka gunakan untuk berburu, tapi untuk pertarurang suku Apache bisa membawa puluhan pisau sekaligus. Mereka biasa melempar pisau-pisau tersebut dengan akurasi yang mengerikan, atau memotong orangdari jarak dekat, menebas bagian dada, tenggorokan atau urat yang lemah. Saat ini militer Amerika mempekerjakan beberapa pelatih keturunan Apache untuk mengajar tentara pasukan khusus bertahan hidup dan berkelahi dengan pisau. Tidak heran navy SEALS (pasukan khusus Angakatan Laut Amerika) dianggap sebagai petarung pisau terbaik di dunia.

5. Sambo

Sambo termasuk bela diri modern, olahraga tempur dan sistem pertahanan diri yangdikembangkan di Uni Soviet ini diakui oleh USSR All-Union Sports Committee tahun 1938, dibuat oleh Anatoly Kharlampiev. Umumnya ada tiga jenis variasi olahraga kompetitif Sambo yangdiakui: Sambo Olahraga, yang mirip dengan gaya gulat amatir atau judo; Sambo Tempur, dimanfaatkan dan dikembangkan untuk militer dan menyerupai campuran bela diri modern, termasuk teknik memukul dan mencakar; dan Sambo Gaya Bebas, yang menggunakan peraturan unik Sambo kompetitif Amerika yang dibuat American Sambo Association.

6. Bela Diri Tongkat Nguni

Dasar dari pertempuran legendaris Suku Zulu adalah bela diri tongkat dimana dua orang Zulu dengan senjata sepotong batang pohon untuk menyerang da prisai kecil untuk bertahan. Walau tongkat tidak terlalu merusak bagian samping tubuh dari pukulan rendah, dihantam langsung dengan tongkat bisa menyebabkan sakit yang amat sangat dan dalam pertandingan ada banyak kesempatan untuk dihantam berkali-kali. Pertempuran dengan tongkat membantu Suku Zulu untuk bertahan dari rasa sakit dan rasa takut, yang melatih mereka berhadapan langsung dengan senjata-senjata Inggris tanpa berkedip. Pemimpin terkenal Afrika Selatan Nelson Mandela mengatakan dirinya pernah ikut bela diri tongkat saat kecil.

7. Krav Maga

Bela diri mematikan ini datang dari Israel dan asalnya dari jalanan, dikembangkan oleh preman-preman Yahudi untuk mempertahankan lingkungan mereka dari geng anti-Yahudi. Krav Maga berbeda dengan kebanyakan seni bela diri lain karena lebih fokus untuk mengakhiri pertarungan secepat mungkin menggunakan “Overwhelming Force”, membuat Krav Maga menjadi seni beladiri yang paling mematikan dari yang lain. Sekarang, Krav Maga digunakan oleh militer dan polisi, dan juga dimanfaatkan oleh pasukan khusu Amerika dan FBI.

8. Jeet-Kune-Do

Banyak yang salah mengira kalau Jeet Kune Do adalah salah satu seni bela diri dari Timur, padahal sebenarnya bela diri ini dikembangkan di Amerika, oleh Bruce Lee (seorang penduduk Amerika) karena dia mengagumi kesederhanaan gaya berkelahi Barat seperti tinju dan gulat. Bosan dengan metode Kung fu yang terlalu rumit, Bruce lee menggali seni bela diri sampai ke dasarnya ketia ia mengembangkan Jeet Kune do, mengajarkan bahwa teknik yang terbaik yangakan memenangkan pertarungan. Banyak teman-teman selebriti Lee yang berlatih bela diri ini, seperti Kareem Abdul-Jabbar, John Saxon, Jim Kelly dan Steve McQueen.

9. Savate

Dikembangkan di Perancis pada abad ke-19 oleh petarung jalanan yang biasa memakai sepatu bot tua dan menendang kepala orang, kata “Savate” sendiri sebenarnya adalah istilah slang tuayang berarti sepatu tua. Savate berpindah dari jalanan ke sekolah tinju dengan masih menjadi bela diri kompetitif tanpa nama yang populer di Perancis, terkenal karena tendangan wajah dan kepalanya yang brutal yang bertujuan untuk menjatuhkan orang sekali serang. Sekolah savate juga mulai mengajarkan teknik dengan senjata. Seni bela diri jalanan ini disatukan dengan penggunaan tongkat, pisau dan -cukup aneh- kursi rotan.

10. Capoeira

Kombinasi dari pertarungan dan tarian, Capoeira mungkin adalah bela diri yang paling indah untuk ditonton. Capoeira adalah sebuah sistem bela diri tradisional yang didirikan di Brazil oleh budak-budak Afrika yang dibawa oleh orang-orang Portugis ke Brazil untuk bekerja di perkebunan-perkebunan besar. Pada zaman dahulu mereka melalukan latihan dengan diiringi oleh alat-alat musik tradisional. Capoeira tidak saja menjadi sebuah kebudayaan, tetapi juga sebuah olahraga nasional Brazil, dan para guru dari negara tersebut membuat capoeira menjadi terus menerus lebih internasional, mengajar di kelompok-kelompok mahasiswa, bermacam-macam fitness center, organisasi-organisasi kecil, dll. Saat ini capoeira dipelajari hampir di seluruh dunia, dari Portugal sampai ke Norwegia, dari Amerika Serikat sampai ke Australia, dariIndonesia sampai ke Jepang.

11. Silat

Tradisi silat diturunkan secara lisan dan menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid. Karena hal itulah catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Di Minangkabau, silat atau silek diciptakan oleh Datuk Suri Diraja dari Pariangan, Tanah Datar, di kaki Gunung Marapi pada abad XI.[1] Kemudian silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara.

Kebanyakan sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Seperti asal mula silat aliran Cimande yang mengisahkan tentang seorang perempuan yang menyaksikan pertarungan antara harimau dan monyet dan ia mencontoh gerakan tarung hewan tersebut. Asal mula ilmu bela diri di Indonesia kemungkinan berkembang dari keterampilan suku-suku asli Indonesia dalam berburu dan berperang dengan menggunakan parang, perisai, dan tombak. Seperti yang kini ditemui dalam tradisi suku Nias yang hingga abad ke-20 relatif tidak tersentuh pengaruh luar.

Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7 masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat dipastikan. Meskipun demikian, silat saat ini telah diakui sebagai budaya suku Melayu dalam pengertian yang luas,[2] yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di pulau-pulau Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan lain-lainnya juga mengembangkan sebentuk silat tradisional mereka sendiri. Dalam Bahasa Minangkabau, silat itu sama dengan silek. Sheikh Shamsuddin (2005)[3] berpendapat bahwa terdapat pengaruh ilmu beladiri dari Cina dan India dalam silat. 
 
Bahkan sesungguhnya tidak hanya itu. Hal ini dapat dimaklumi karena memang kebudayaan Melayu (termasuk Pencak Silat) adalah kebudayaan yang terbuka yang mana sejak awal kebudayaan Melayu telah beradaptasi dengan berbagai kebudayaan yang dibawa oleh pedagang maupun perantau dari India, Cina, Arab, Turki, dan lainnya. Kebudayaan-kebudayaan itu kemudian berasimilasi dan beradaptasi dengan kebudayaan penduduk asli. Maka kiranya historis pencak silat itu lahir bersamaan dengan munculnya kebudayaan Melayu. Sehingga, setiap daerah umumnya memiliki tokoh persilatan yang dibanggakan. Sebagai contoh, bangsa Melayu terutama di Semenanjung Malaka meyakini legenda bahwa Hang Tuah dari abad ke-14 adalah pendekar silat yang terhebat.Hal seperti itu juga yang terjadi di Jawa, yang membanggakan Gajah Mada.

Perkembangan dan penyebaran silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum Ulama, seiring dengan penyebaran agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Catatan historis ini dinilai otentik dalam sejarah perkembangan pencak silat yang pengaruhnya masih dapat kita lihat hingga saat ini. Kala itu pencak silat telah diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau-surau. Silat lalu berkembang dari sekedar ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajah. Disamping itu juga pencak silat menjadi bagian dari latihan spiritual.

Silat berkembang di Indonesia dan Malaysia (termasuk Brunei dan Singapura) dan memiliki akar sejarah yang sama sebagai cara perlawanan terhadap penjajah asing. [4] . Setelah zaman kemerdekaan, silat berkembang menjadi ilmu bela diri formal. Organisasi silat nasional dibentuk seperti Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) di Indonesia, Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia (PESAKA) di Malaysia, Persekutuan Silat Singapore (PERSIS) di Singapura, dan Persekutuan Silat Brunei Darussalam (PERSIB) di Brunei. Telah tumbuh pula puluhan perguruan-perguruan silat di Amerika Serikat dan Eropa. Silat kini telah secara resmi masuk sebagai cabang olah raga dalam pertandingan internasional, khususnya dipertandingkan dalam SEA Games.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
.:tutup:.
Klik Salah Satu Untuk Medukung Blog Saya